Transformasi Peran Penyuluh Agama Kristen: Rapat Koordinasi dan Pembinaan Penyuluh Bimas Kristen Tapanuli Selatan

Transformasi Peran Penyuluh Agama Kristen: Rapat Koordinasi dan Pembinaan Penyuluh Bimas Kristen Tapanuli Selatan

Tapanuli Selatan, 1 Agustus 2025 — Dalam rangka memperkuat peran strategis penyuluh agama Kristen sebagai ujung tombak pelayanan umat di akar rumput, Seksi Bimas Kristen Kementerian Agama Kabupaten Tapanuli Selatan menggelar Rapat Koordinasi dan Pembinaan Penyuluh P3K dan Non-PNS. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 1 Agustus 2025, bertempat di Aula Kantor Kemenag Tapanuli Selatan, dimulai sejak pukul 09.00 WIB hingga selesai.

Kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar pertemuan rutin. Ia menjelma sebagai ruang evaluasi, refleksi, dan penguatan arah kebijakan penyuluhan ke depan. Dipandu oleh Lisber Hasudungan Saruksuk, S.Pd.K selaku moderator, acara dibuka secara resmi oleh Lelitetti Silalahi, S.Th, Kepala Seksi Bimas Kristen, yang juga menyampaikan pembinaan dan arahan strategis kepada para penyuluh.

Dalam sambutannya, Ibu Lelitetti menegaskan bahwa penyuluh agama bukan hanya hadir sebagai petugas administratif keagamaan, tetapi sebagai agen perubahan sosial-spiritual di tengah kehidupan masyarakat desa binaan. “Penyuluh bukan hanya di mimbar, tetapi di ladang pelayanan nyata—di desa-desa yang menjadi tempat perjumpaan iman dan persoalan kehidupan umat,” tegas beliau.

Acara dilanjutkan dengan doa pembuka oleh Julima Mendrofa, S.Pd.K, dan dilengkapi dengan bimbingan teknis oleh Zetro Simanjuntak, S.PAK, Pengawas Pendidikan Agama Kristen. Dalam arahannya, beliau menggarisbawahi urgensi keterlibatan aktif penyuluh di desa-desa yang telah ditetapkan oleh Bimas Kristen. Beliau juga menekankan pentingnya membentuk komunitas binaan secara maksimal: mulai dari kelompok anak, remaja, bapak, ibu hingga lansia. Hal ini ditekankan sebagai bentuk kehadiran gereja di tengah masyarakat melalui instrumen negara.

Puncak kegiatan diisi oleh pemaparan materi dari Edy Jupri Andrey Pasaribu, S.Pd, salah satu penyuluh agama Kristen aktif, dengan tajuk “Metode Penyuluhan Agama Kristen: Kontekstual dan Kreatif”. Materi ini bukan hanya teoritis, tetapi bersumber dari pengalaman lapangan dan analisis kebutuhan zaman. Dalam paparannya, Edy menegaskan bahwa pendekatan penyuluhan harus kontekstual—mengakar pada realitas lokal dan budaya setempat—serta kreatif—menjangkau umat melalui media-media baru seperti vlog rohani, TikTok injili, diskusi daring, dan visualisasi Firman Tuhan melalui seni digital.

Metode penyuluhan konvensional yang bersifat satu arah dan mimbar-sentris, menurutnya, harus dilengkapi bahkan digantikan dengan pendekatan yang partisipatif, visual, dan relevan. Edy juga memaparkan bagaimana pemanfaatan media sosial dapat menjadi ruang perjumpaan baru antara Injil dan generasi digital.

Sebagai penutup, Ibu Lelitetti kembali menyampaikan pesan penguatan. Beliau mengapresiasi pemateri dan mengajak para penyuluh untuk menjadikan kreativitas sebagai bagian dari spiritualitas. “Panggung penyuluh adalah panggung kreativitas yang tanpa batas. Jangan takut salah, jangan ragu untuk belajar, karena pelayanan adalah pertumbuhan,” ungkap beliau dengan penuh semangat.

🔍 Refleksi dan Arah Lanjut

Kegiatan ini menegaskan bahwa transformasi pelayanan penyuluh agama Kristen harus dimulai dari dalam: dari cara berpikir yang adaptif, metode yang inovatif, hingga komitmen yang menyala untuk melayani umat secara utuh. Penyuluh tidak lagi sekadar mengisi daftar hadir kegiatan, melainkan hadir sebagai pelaku perubahan, pendidik moral, dan penjaga nilai-nilai kekristenan di tengah dinamika zaman.

Bimas Kristen Tapanuli Selatan berkomitmen untuk terus mendampingi, memfasilitasi, dan memberdayakan para penyuluh agar menjadi figur inspiratif yang menjangkau, membina, dan memberdayakan umat dengan kasih, hikmat, dan kreativitas.